Minggu, 24 November 2013

PENGERTIAN DAN HAKEKAT PENDIDIKAN

PENGERTIAN DAN HAKEKAT PENDIDIKAN

kuliah Ilmu Pendidikan



Nadhirin







BAB I
PENDAHULUAN
a)      KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beriring salam tidak lupa kami kirimkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas diberikannya waktu untuk pembuatan tugas makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman terutama dari Dosen Pembimbing dalam penyempurnaan makalah ini.

b)     LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah hak bagi setiap orang. Pendidikan adalah sebuah proses bagi seseorang untuk mencapai harapan dan tujuan kehidupannya. Karena melalui pendidikan berbagai ilmu terlahir dan ilmu yang terlahir tersebut adalah bekal untuk mewujudkan segala cita-cita.
Setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan tanpa terkecuali. Pernyataan tersebut tercantum di UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.



c)      RUMUSAN MASALAH

1)      Apa yang dimaksud dengan Ilmu pendidikan?
2)      Apa hakekat Ilmu pendidikan?

d)     TUJUAN

1)      Member informasi mengenai hal yang terkait dengan Ilmu pendidikan, untuk meningkatkan kesadaran dan mutu berpendidikan.
2)      Mampu memahami pengertian dan hakekat Ilmu pendidikan sebaik-baiknya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Ilmu pendidikan

Perkembangan pemikiran manusia dalam memberikan batasan tentang makna dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu menunjukkan adanya perubahan. Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan perubahan dilapangan yang berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen system pendidikan yang ada. Berkembangnya pola pikir para ahli pendidikan yang membuahkan teori-teori baru. Kemajuan alat teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan makna dan pengertian pendidikan tersebut.
Pada saat yang sama, proses pembelajaran dan pendidikan selalu eksis dan terus berlangsung. Karena itu, bisa jadi pandangan seseorang tentang makna atau pengertian pendidikan yang dianut oleh suatu Negara tertentu, pada saat yang berbeda makna dan pengertian pendidikan itu justru tidak relevan. Namun demikian, selama belum ada teori dan temuan baru tentang makna dan pengertian pendidikan, maka teori dan temuan yang telah ada masih relevan untuk dimanfaatkan sebagai acuan.
Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan Pendidikan yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.[1]
Senada dengan Nur Ubiyati[2] yang mengemukakan, bahwa Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah.

Ada lagi yang mengemukakan, Ilmu dalam bahasa Arab ialah “ ‘ilm[3]” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitanya penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.[4]
Mohammad Hatta[5] menjelaskan, bahwa tiap-tiap Ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurutnya bangunnya dari dalam.
Prof. Drs. Harsoyo[6] menjelaskan, bahwa Ilmu itu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan, juga merupakan pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Dan merupakan suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk “jika…,Maka…”.

Berdasarkan uraian diatas, maka bias disimpulkan bahwa Ilmu adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan, struktur, pembagian, hukum-hukum tentang hal-hal yang diselidiki (alam, manusia, dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan eksperimental.[7]

Sedangkan arti Pendidikan, adalah merupakan proses upaya meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994) kata Pendidikan diartikan sebagai proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan merupakan suatu system yang mempunyai unsur-unsur tujuan atau sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan peralatan/ fasilitas. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1939)[8]. Sedangkan Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perananya di masa yang akan datang.

Secara definitifve arti Pendidikan yang diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut ini :
1.      John Dewey: Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kea rah alam dan sesama manusia.
2.      Langeveld: Pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Untuk membimbing adalah usaha yang disadari dan di laksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dan anak-anak[9].
3.      Hoogeveld: Pendidikan membantu anak supaya cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.
4.      Ki Hajar Dewantara: Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya[10].
5.      Rousseau: Pendidikan adalah memberi kita pembekalan yang ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
6.      SA. Bratanata: Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun secara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.
7.      GBHN: Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Menurut Redja Murdyahardjo[11] bahwa Ilmu Pendidikan merupakan sebuah system pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset. Oleh karena pengetahuan yang dihasilkan riset tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka ilmu pendidikan dapat pula dibataskan sebagai sebuah system konsep pendidikan yang dihasilkan melalui riset.
Menurut Ngalim Purwanto[12], bahwa ada dua istilah yang hamper sama bentuknya, yaitu Paedagogie dan Paedagogiek. Paedagogie artinya pendidikan Paedagogiek adalah ilmu pendidikan. Paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Paedagogiek berasal dari bahasa yunani yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Sedangkan Paedagogos ialah “orang yang menjadi pelayan atau bujang pada zaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak tersebut ked an dari sekolah”.

Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara (1950) tentang pendidikan, yang diungkapkannya sebagai berikut: “Taman siswa mengembangkan suatu cara pendidikan yang tersebut didalam Among dan bersemboyan “Tut Wuri Handayani”. Arti Tut Wuri adalah mengikuti, namun maknanya ialah mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa pamrih, tanpa keinginan menguasai dan memaksa. Dan makna Handayani ialah mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, memberi teladan agar sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi”[13].

Berdasarkan uraian diatas, maka bisa diambil suatu pemahaman, bahwa Pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna. Atau bisa juga  diartikan suatu usaha yang dilakukan orang dewasa dalam situasi pergaulan dengan anak-anak melalui proses perubahan yang dialami anak-anak dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan perubahan itu meliputi pemikiran (Kognitif), perasaan (afektif) dan keterampilan (psikomotorik).
Dan Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.




B.   Hakikat Ilmu pendidikan

Hakikat Pendidikan adalah upaya untuk sadar dalam mengembangkan potensi yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang diharapkan agar memanusiakan manusia atau menjadikannya insan kamil, insan utuh atau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran, pembelajaran, dan pembiasaan, serta latihan-latihan dengan memperhatikan kompetensi-kompetensi pedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial.
Pendidikan menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran dan tubuh peserta didik yang dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahka. Ilmu Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan pendidik. Usaha untuk penyiapan subyek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan semakin pesat.




BAB III
PENUTUP

1.     KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan, bahwa ilmu pendidikan itu adalah suatu bentuk “pendidikan” yang mencakup segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia.
Suatu yang sangat penting yang mestinya harus melekat pada setiap orang, agar terciptanya suatu kehidupan yang mandiri dan dewasa. Mutu kehidupan manusia akan lebih dewasa, dan pesat jika diiringi dengan pendidikan, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari kehidupan.

2.     SARAN

Dengan penulisan makalah ini kita mengetahui sesuatu yang belum kita ketahui, dengan mengetahui penjelasan diatas maka kita sebagai manusia harus yakin bahwa pendidikan adalah sumber dan pelengkap untuk menjalankan fungsi kemanusiaan dibumi, yang mana kita semua memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu (pendidikan) selagi hayat masih dikandung badan. Agar menjadi pribadi yang lebih baik (insan kamil), amin.



DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. 2004.
Himpunan Perundang-Undangan. Jakarta. 2003.
Sistem Pendidikan Nasional. Dirjen Binbaga Islam. Jakarta. 1992. Hal.41.
Nama dan Data Pondok Pesantren Seluruh Indonesia. Jakarta. 1984/1985. Hal.668.
Ki Hajar dewantara, (1950), Dasar-dasar Perguruan Taman Siswa, DIY: Majlis Luhur.
Dasar Pendidikan-en-Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia. Jakarta. 2003.




[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia.
[2] Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Pustaka, 2003. Hal. 423
[3] Wahid, Ramli Abdul, Ulumul Qur’an, Grafindo, Jakarta, 1996, hal. 7.
[4] Prof. Dr. CA. Van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu itu?, Pustaka Sutra, Bandung 2008. Hal 7-11
[5] Mohammad Hatta, pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Jakarta, Hal 12.
[6] Prof. Drs. Harsoyo,  Apakah Ilmu Itu dan Ilmu Gabungan Tentang Tingkah Laku Manusia, Stensilan, Bandung, 1972. Hal 1.
[7] H. Endang Saifudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, Pendahuluan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Surabaya, PT Bina Ilmu Offset. 1987, hal 47-49.
[8] H. Fuad Ihsan, 2003, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 107.
[9] Langeveld, MJ, (1995), Pedagogik Teoritis Sistematis (Terjemahan), Bandung, Jemmars.
[10] Ki Hajar dewantara, (1950), Dasar-dasar Perguruan Taman Siswa, DIY: Majlis Luhur.
[11] DR. Redja Mudyahardjo, filsafat Ilmu Pendidikan, Sebuah Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. 2004. Hal. 9.
[12] M. Nglaim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2002. Hal. 3.
[13] Ki Hajar dewantara, (1950), Dasar-dasar Perguruan Taman Siswa, DIY: Majlis Luhur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar