PENGERTIAN DAN HAKEKAT PENDIDIKAN
kuliah Ilmu Pendidikan
Nadhirin
BAB
I
PENDAHULUAN
a)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beriring salam tidak lupa kami kirimkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas
diberikannya waktu untuk pembuatan tugas makalah ini, kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari teman-teman terutama dari Dosen Pembimbing dalam penyempurnaan
makalah ini.
b)
LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah hak bagi setiap orang. Pendidikan adalah sebuah
proses bagi seseorang untuk mencapai harapan dan tujuan kehidupannya. Karena
melalui pendidikan berbagai ilmu terlahir dan ilmu yang terlahir tersebut
adalah bekal untuk mewujudkan segala cita-cita.
Setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan
tanpa terkecuali. Pernyataan tersebut tercantum di UU No. 20 tahun 2003 tentang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
c)
RUMUSAN MASALAH
1)
Apa
yang dimaksud dengan Ilmu pendidikan?
2)
Apa
hakekat Ilmu pendidikan?
d)
TUJUAN
1)
Member
informasi mengenai hal yang terkait dengan Ilmu pendidikan, untuk meningkatkan
kesadaran dan mutu berpendidikan.
2)
Mampu
memahami pengertian dan hakekat Ilmu pendidikan sebaik-baiknya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ilmu pendidikan
Perkembangan pemikiran manusia dalam memberikan batasan tentang makna
dan pengertian pendidikan, setiap saat selalu menunjukkan adanya perubahan.
Perubahan itu didasarkan atas berbagai temuan dan perubahan dilapangan yang
berkaitan dengan semakin bertambahnya komponen system pendidikan yang ada.
Berkembangnya pola pikir para ahli pendidikan yang membuahkan teori-teori baru.
Kemajuan alat teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan makna dan
pengertian pendidikan tersebut.
Pada saat yang sama, proses pembelajaran dan pendidikan selalu
eksis dan terus berlangsung. Karena itu, bisa jadi pandangan seseorang tentang
makna atau pengertian pendidikan yang dianut oleh suatu Negara tertentu, pada
saat yang berbeda makna dan pengertian pendidikan itu justru tidak relevan.
Namun demikian, selama belum ada teori dan temuan baru tentang makna dan
pengertian pendidikan, maka teori dan temuan yang telah ada masih relevan untuk
dimanfaatkan sebagai acuan.
Ilmu Pendidikan adalah dua kata yang dipadukan, yakni Ilmu dan
Pendidikan yang masing-masing memiliki arti dan makna tersendiri. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka disebutkan, bahwa Ilmu
adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu dibidang
(pengetahuan) itu.[1]
Senada dengan Nur Ubiyati[2]
yang mengemukakan, bahwa Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu yang bersifat
ilmiah.
Ada lagi yang mengemukakan, Ilmu dalam bahasa Arab ialah “ ‘ilm[3]”
yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitanya penyerapan
katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu
sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
Ilmu, sains, atau ilmu
pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.[4]
Mohammad Hatta[5]
menjelaskan, bahwa tiap-tiap Ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurutnya bangunnya dari
dalam.
Prof. Drs. Harsoyo[6]
menjelaskan, bahwa Ilmu itu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistematiskan, juga merupakan pendekatan atau suatu metode pendekatan
terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh ruang dan
waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Dan
merupakan suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk
menyatakan sesuatu proposisi dalam bentuk “jika…,Maka…”.
Berdasarkan uraian diatas, maka bias disimpulkan bahwa Ilmu
adalah usaha pemahaman manusia yang disusun dalam satu sistem mengenai kenyataan,
struktur, pembagian, hukum-hukum tentang hal-hal yang diselidiki (alam,
manusia, dan agama) sejauh yang dapat dijangkau daya pemikiran yang dibantu
penginderaan manusia itu, yang kebenarannya diuji secara empiris, riset dan
eksperimental.[7]
Sedangkan arti Pendidikan, adalah merupakan proses upaya
meningkatkan nilai peradaban individu atau masyarakat dari suatu keadaan
tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1994) kata Pendidikan diartikan sebagai proses
perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan merupakan suatu system yang mempunyai unsur-unsur tujuan
atau sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau
jenjang, kurikulum dan peralatan/ fasilitas. (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan 1939)[8].
Sedangkan Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk
mendidik. Untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi perananya di masa yang akan datang.
Secara definitifve arti Pendidikan yang diartikan oleh para
tokoh pendidikan, sebagai berikut ini :
1.
John Dewey: Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kea
rah alam dan sesama manusia.
2.
Langeveld: Pendidikan
adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Untuk
membimbing adalah usaha yang disadari dan di laksanakan dengan sengaja antara
orang dewasa dan anak-anak[9].
3.
Hoogeveld: Pendidikan membantu
anak supaya cukup cakap menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya
sendiri.
4.
Ki Hajar Dewantara:
Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar
mereka sebagai manusia dan masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya[10].
5.
Rousseau: Pendidikan
adalah memberi kita pembekalan yang ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada waktu dewasa.
6.
SA. Bratanata:
Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun secara yang
tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.
7.
GBHN: Pendidikan
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Menurut Redja Murdyahardjo[11]
bahwa Ilmu Pendidikan merupakan sebuah system pengetahuan tentang
pendidikan yang diperoleh melalui riset. Oleh karena pengetahuan yang
dihasilkan riset tersebut disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan, maka
ilmu pendidikan dapat pula dibataskan sebagai sebuah system konsep pendidikan
yang dihasilkan melalui riset.
Menurut Ngalim Purwanto[12],
bahwa ada dua istilah yang hamper sama bentuknya, yaitu Paedagogie dan Paedagogiek.
Paedagogie artinya pendidikan Paedagogiek adalah ilmu pendidikan.
Paedagogiek atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan mendidik. Paedagogiek
berasal dari bahasa yunani yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Sedangkan
Paedagogos ialah “orang yang menjadi pelayan atau bujang pada zaman
yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak tersebut ked an
dari sekolah”.
Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara (1950) tentang pendidikan,
yang diungkapkannya sebagai berikut: “Taman siswa mengembangkan suatu cara
pendidikan yang tersebut didalam Among dan bersemboyan “Tut Wuri Handayani”.
Arti Tut Wuri adalah mengikuti, namun maknanya ialah mengikuti
perkembangan sang anak dengan penuh perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa
pamrih, tanpa keinginan menguasai dan memaksa. Dan makna Handayani ialah
mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk, membimbing, memberi teladan agar
sang anak mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi”[13].
Berdasarkan uraian diatas, maka bisa diambil suatu pemahaman, bahwa
Pendidikan itu adalah suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya, dan sebagai
usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna. Atau bisa
juga diartikan suatu usaha yang
dilakukan orang dewasa dalam situasi pergaulan dengan anak-anak melalui proses
perubahan yang dialami anak-anak dalam bentuk pembelajaran atau pelatihan dan
perubahan itu meliputi pemikiran (Kognitif), perasaan (afektif) dan
keterampilan (psikomotorik).
Dan Ilmu Pendidikan adalah suatu kumpulan pengetahuan atau
konsep yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu
yang bersifat ilmiah yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala
perbuatan mendidik atau suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka
mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna.
B.
Hakikat
Ilmu pendidikan
Hakikat Pendidikan adalah upaya untuk sadar dalam mengembangkan
potensi yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang
diharapkan agar memanusiakan manusia atau menjadikannya insan kamil, insan utuh
atau kaffah. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran,
pembelajaran, dan pembiasaan, serta latihan-latihan dengan memperhatikan
kompetensi-kompetensi pedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial.
Pendidikan menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin, karakter,
pikiran dan tubuh peserta didik yang dilakukan secara integral tanpa
dipisah-pisahka. Ilmu Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang
ditandai keseimbangan antara kedaulatan subyek didik dengan kewibawaan
pendidik. Usaha untuk penyiapan subyek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan semakin pesat.
BAB
III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan, bahwa ilmu
pendidikan itu adalah suatu bentuk “pendidikan” yang mencakup segala bidang
penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat
manusia.
Suatu yang sangat penting yang mestinya harus melekat pada setiap
orang, agar terciptanya suatu kehidupan yang mandiri dan dewasa. Mutu kehidupan
manusia akan lebih dewasa, dan pesat jika diiringi dengan pendidikan, karena
pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari
kehidupan.
2.
SARAN
Dengan
penulisan makalah ini kita mengetahui sesuatu yang belum kita ketahui, dengan
mengetahui penjelasan diatas maka kita sebagai manusia harus yakin bahwa
pendidikan adalah sumber dan pelengkap untuk menjalankan fungsi kemanusiaan
dibumi, yang mana kita semua memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu
(pendidikan) selagi hayat masih dikandung badan. Agar menjadi pribadi yang
lebih baik (insan kamil), amin.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
2004.
Himpunan
Perundang-Undangan. Jakarta.
2003.
Sistem
Pendidikan Nasional. Dirjen
Binbaga Islam. Jakarta. 1992. Hal.41.
Nama
dan Data Pondok Pesantren Seluruh Indonesia.
Jakarta. 1984/1985. Hal.668.
Ki
Hajar dewantara, (1950), Dasar-dasar
Perguruan Taman Siswa, DIY: Majlis Luhur.
Dasar
Pendidikan-en-Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia. Jakarta. 2003.
[1]
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
[2]
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Pustaka, 2003. Hal. 423
[3]
Wahid, Ramli Abdul, Ulumul Qur’an, Grafindo, Jakarta, 1996, hal. 7.
[4]
Prof. Dr. CA. Van Peursen: Filsafat Sebagai Seni untuk bertanya. Dikutip dari
buku B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu itu?, Pustaka Sutra,
Bandung 2008. Hal 7-11
[5]
Mohammad Hatta, pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Jakarta,
Hal 12.
[6] Prof.
Drs. Harsoyo, Apakah Ilmu Itu dan
Ilmu Gabungan Tentang Tingkah Laku Manusia, Stensilan, Bandung, 1972.
Hal 1.
[7] H.
Endang Saifudin Anshari, Ilmu, Filsafat dan Agama, Pendahuluan
Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi, Surabaya, PT Bina Ilmu Offset.
1987, hal 47-49.
[8] H.
Fuad Ihsan, 2003, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Hlm. 107.
[9]
Langeveld, MJ, (1995), Pedagogik Teoritis Sistematis (Terjemahan), Bandung,
Jemmars.
[10]
Ki Hajar dewantara, (1950), Dasar-dasar Perguruan Taman Siswa, DIY: Majlis
Luhur.
[11] DR.
Redja Mudyahardjo, filsafat Ilmu Pendidikan, Sebuah Pengantar,
Bandung, PT Remaja Rosdakarya. 2004. Hal. 9.
[12]
M. Nglaim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis.
Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2002. Hal. 3.
[13]
Ki Hajar dewantara, (1950), Dasar-dasar Perguruan Taman Siswa, DIY: Majlis
Luhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar